Apa itu hipotesis ?
Pengertian Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang
merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Penelitian yang merumuskan
hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada
penelitian kualitatif hipotesis tidak dirumuskan, tetapi justru diharapkan
dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji dengan
pendekatan kuantitatif.
Jenis-Jenis Hipotesis
Menurut bentuknya, Hipotesis
dibagi menjadi tiga
1. Hipotesis penelitian / kerja:
Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah
yang sedang dikaji.
Dalam Hipotesis ini peneliti
mengaggap benar Hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris
melalui pengujian Hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama
melakukan penelitian.
Misalnya: Ada hubungan antara
krisis ekonomi dengan jumlah orang stress
2. Hipotesis operasional:
Hipotesis operasional merupakan Hipotesis yang bersifat obyektif.
Artinya peneliti merumuskan
Hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga
berdasarkan obyektifitasnya, bahwa Hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu
benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti
memerlukan Hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau secara
teknis disebut Hipotesis nol (H0).
H0 digunakan untuk memberikan
keseimbangan pada Hipotesis penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian
nanti benar atau salahnya Hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang
diperolehnya selama melakukan penelitian.
Contoh: H0: Tidak ada hubungan
antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress.
3. Hipotesis statistik: Hipotesis
statistik merupakan jenis Hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi
statistik.
Hipotesis ini dirumuskan
berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka
(kuantitatif).
Misalnya: H0: r = 0; atau H0: p =
0
Fungsi Hipotesis
Fungsi atau kegunaan hipotesis
yang disusun dalam suatu rencana penelitian, setidaknya ada empat yaitu:
a. Hipotesis memberikan penjelasan sementara
tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu
bidang.
Untuk dapat sampai pada
pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan, peneliti harus
melangkah lebih jauh dari pada sekedar mengumpukan fakta yang berserakan, untuk
mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada diantara fakta-fakta tersebut.
Antar hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran pola, yang penting
untuk memahami persoalan. Pola semacam ini tidaklah menjadi jelas selama pengumpulan
data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana dengan baik akan
memberikan arah dan mengemukakan penjelasan. Karena hipotesis tersebut dapat
diuji dan divalidasi (pengujian kesahiannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka
hipotesis dapat mebantu kita untuk memperluas pengetahuan.
b. Hipotesis memberikan suatu pernyataan
hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.
Pertanyaan tidak dapat diuji
secara langsung. Penelitian memang dimulai dengan suatu pertanyaan, akan tetapi
hanya hubungan antara variabel yang akan dapat duji. Misalnya, peneliti tidak
akan menguji pertanyaan apakah komentar guru terhadap pekerjaan murid
menyebabkan peningkatan hasil belajar murid secara nyata“? akan tetapi peneliti
menguji hipotesis yang tersirat dalam pertanyaan tersebut “komentar guru
terhadap hasil pekerjaan murid, menyebabkan meningkatnya hasil belajar murid
secara nyata“ atau yang lebih spesifik
lagi “skor hasil belajar siswa yang menerima komentar guru atas pekerjaan
mereka sebelumnya akan lebih tinggi dari pada skor siswa yang tidak menerima
komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya“. Selanjutnya peneliti, dapat
melanjutkan penelitiannya dengan meneliti hubngan antara kedua vatiabel
tersebut, yaitu komentar guru dan prestasi siswa.
c. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian
Hipotesis merupakan tujuan
khusus. Dengan demikian hipotesis juga menentukan sifat-sifat data yang
diperlukan untuk menguji pernyataan tersebut. Secara sangat sederhana,
hipotesis menunjukkan kepada para peneliti apa yang harus dilakukan. Fakta yang
harus dipilih dan diamati adalah fakta yang adahubungann nya dengan pertanyaan
tertentu. Hipotesislah yang mentukan relevansi fakta-fakta itu. Hipotesis ini
dapat memberikan dasar dalam pemilihan sampel serta prosedur penelitian yang
harus dipakai. Hipotesis jufga dapat menunjukkan analisis satatistik yang
diperlukan dan hubungannya yang harus menunjukkan analisis statistik yang
diperlukan agar ruang lingkup studi tersebut tetap terbatas, dengan mencegahnya
menjadi terlalu sarat.
Sebagi contoh, lihatlah kembali
hipotesis tentang, latihan pra sekolah bagi anak-anak kelas satu yang mengalami
hambatan kultural. Hipotesi ini menunjukkan metode penelitian yang diperlukan
serta sampel yang harus digunakan. Hipotesis inipun bahkan menuntun peneliti
kepada tes statistik yang mungkin diperlukan untuk menganalisis data. Dari
pernyataan hipotesis itu, jelas bahwa peneliti harus melakukan eksperimen yang
membandingkan hasil eblajr dikelas satu dari sampel siswa yang mengalami
hambatan kultural dan telah mengalami program pra sekolah dengan sekelompok
anak serupa yang tidak mengalami progaram pra sekolah. Setiap perbedaan hasil
belajar rata-rat kedua kelompok tersebut dapat dianalaisis denga tes atai
teknik analis variansi, agar dapat diketahui signifikansinya menurut statistik.
d. Hipotesis memberikan kerangka untuk
melaporkan kesimpulan penyelidikan.
Akan sangat memudahkan peneliti
jika mengambil setiap hipotesis secara terpisah dan menyatakan kesimpulan yang
relevan dengan hipotesis tersebut. Artinya, peneliti dapat menyusun bagian
laporan tertulis ini diseputar jawaban-jawaban terhadap hipotesis semula,
sehingga membuat penyajian ini lebih berarti dan mudah dibaca.
Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik
Sebuah hipotesis atau dugaan
sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal.
Hal – hal tersebut diantaranya :
1) Hipotesis harus mempunyai daya
penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan
hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya
konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan
sesederhana dan seringkas mungkin.
Hipotesis yang baik
Berikut ini beberapa penjelasan
mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis harus menduga
Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga
hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis
variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan
kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa
perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji
untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan
mengumpulkan data-data empiris.
- Hipotesis harus konsisten
dengan keberadaan ilmu pengetahuan-
Hipotesis tidak bertentangan
dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah,
dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk
mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap
ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan
untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus
dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan Secara
Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan
kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara
singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk
membuktikan hipotesis tersebut.
MENGUJI HIPOTESIS
Suatu hipotesis harus dapat diuji
berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat
diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi data yang
diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan
hipotesis , apakah harus menerima atau menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang
peneliti cenderung untuk menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena ia
dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif yang
diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin,
jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus
menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.
Sumber