Ubiquitos Computing

06.45




Sejarah Ubiquitos Computing
Revolusi teknologi komputer terus berkembang dengan pesatnya sesuai dengan perkembangan peradaban manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Masih banyak masyarakat awam pada umumnya belum menyadari bahwa kita sudah berada didalam era ketiga revolusi komputer, yaitu ubiquitous computing.
Komputasi mobile  atau  komputasi bergerak  merupakan langkah  revolusi  be- sar dalam  perkembangan teknologi  di pertengahan tahun 1970-an.  Gambar di bawah ini menggambarkan evolusi dari sudut pandang sistem-sentris. Kerangka konseptual dan algoritmik  dasar sistem terdistribusi merupakan dasar yang kuat untuk  komputasi mobile dan ubiquitos  computing.
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Mobile computing dan Ubiquitos Computing

Dimana era pertama pada tahun 1970-an merupakan era mainframe, yaitu komputer berukuran raksasa dan digunakan bersama-sama oleh banyak orang (one computer-many people). Memasuki era kedua setelah tahun 1970-an yaitu ditandai dengan tren penggunaan personal computer atau PC (one computer-one person). Selanjutnya pada era ketiga ini seseorang dapat berinteraksi dengan banyak komputer (one person-many computer). Disaat itulah mulai terjadi revolusi penggunaan komputer.
Gambar 1.2 The Major Waves in Computing

Pada tahun 1988, Mark Weiser, seorang peneliti senior dari Xerox Palo Alto Research Center (PARC) yang merupakan “the father of ubiquitous computing” pada pertama kalinya mempublikasikan definisi istilah ubiquitous computing atau disebut juga ubicomp, yang dalam artikelnya disebutkan sebagai berikut: “Ubiquitous computing is the method of enhancing computer use by making many computers available throughout the physical environment, but making them effectively invisible to the user.”
Pernyataan diatas mendefinisikan ubicomp sebagai metode peningkatan penggunaan teknologi komputer yang bertujuan untuk dapat digunakan dan meningkatkan efektifitas kerja dilingkungan fisik pemakainya dengan tingkat visibilitas serendah mungkin.

Mark Weiser pada saat itu membayangkan komputer dipasangkan di dinding, di permukaan meja, di setiap benda sehingga seseorang dapat berkomunikasi dengan ratusan komputer pada saat yang sama. Setiap komputer secara tersembunyi diletakkan di lingkungan dan dihubungkan secara nirkabel. Menurutnya, teknologi ubiquitos ini merupakan ide teknologi teratas yang membuat komputer tertanam, begitu pas dan alami sehingga kita tidak merasakan bahwa kita sedang berada dihadapan komputer.
Pada akhirnya, Mark Weiser ini juga yang menjadi bapak pencipta teknologi ubiquitos ini. Dia menulis beberapa makalah awal pada subjek, terutama mendefinisikan dan membuat sketsa masalah utama yang dialaminya dalam melakukan aktivitasnya.Ia menguasai banyak bidang di luar ilmu komputer, termasuk filsafat, fenomenologi, antropologi, psikologi, pasca-Modernisme, sosiologi ilmu pengetahuan dan kritik feminis. Ia mengembangkan inisiatif awal ubiquitos computing ini dalam bentuk tab, bantalan, dan papan, dibangun di Xerox PARC, 1988-1994.
Selain Mark Weiser, Ada tokoh lain dalam perkembangan ubiquitos ini, Castells dalam bukunya "The Rise of the Network Society", ia menunjukkan bahwa ada pergeseran terus-menerus dari yang sudah didesentralisasikan, mikrokomputer stand alone dan mainframe menuju pervasive computing.
Dalam model pervasive computingnya, Castells menggunakan contoh Internet sebagai awal dari sebuah sistem pervasive computing. Perkembangan logis dari paradigma yang merupakan sistem di mana logika jaringan menjadi berlaku dalam setiap bidang kegiatan sehari-hari, di setiap lokasi dan setiap konteks.
Castells membayangkan sebuah sistem di mana miliaran miniatur, di mana-mana perangkat antar-komunikasi akan menyebar ke seluruh dunia, "seperti pigmen dalam cat tembok".
 



Definisi Ubiquitos Computing
Ubiquitos Computing disebut juga sebagai pervasive computing (Komputasi Pervasive) dimana Komputasi Pervasif adalah tren yang berkembang menuju embedding mikroprosesor dalam benda  sehari-hari sehingga  mereka dapat mengkomunikasikan informasi.  Kata mana-man a meresap berarti ”ada di mana-mana.
Perangkat  komputasi Pervasif  benar-benar terhubung dan selalu tersedia.  Ubiquitos computing bergantung pada konvergensi teknologi nirkabel,elektronik canggih dan internet. Produk ini terhubung ke Internet dan data yang merekahasilkan adalah mudah tersedia.  Pervasive  mempresentasikan konsep komputasi yang berada dimana-mana membuat komputasi dan komunikasi secara esensial transparan pada  user.
Definisi Ubiquitos Computing menurut Mark Weiser adalah bahwa Ubiquitous Computing merupakan sebuah model/konsep interaksi manusia-komputer yang paling canggih dan modern, dimana proses informasi keduanya diintegrasikan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, seseorang yang “menggunakan” Ubiquitous Computing melibatkan banyak sistem komputasi berikut device (peralatan/mesin)-nya, namun secara tidak sadar dia menggunakan peralatan tersebut dikarenakan sudah sangat membaur dengan lingkungannya. Model seperti ini adalah pengembangan dari paradigma desktop computing.


Konsep Dasar
Mark  menulis  beberapa kajian awal  mengenai  subjek  tersebut, terutama  penjelasan   inti  konsepnya.    Ubiquitous  Computing disebut  sebagai  gelombang  ketiga  dalam  komputasi.  Yang pertama adalah  konsep mainframe,  dimana  sebuah  mesin dipakai  oleh banyak orang  bersamaan (one computer, many  people).
Sekarang kita  berada  pada  era personal  computer  (komputer pribadi) yaitu  seseorang  menggunakan masing- masing mesin yang dimilikinya  (one person,  one computer).  Karena  komputer menjadi  semakin  murah  dan  menjadi  sangat  lazim,  selanjutnya akan  datang masa Ubiquitous Computing dan menjadi  era one person,  many  computers.
Mark Weiser menjelaskan  Ubiquitous Computing merupakan sebuah model/konsep interaksi manusia-komputer yang paling canggih dan modern, dimana  proses informasi keduanya diintegrasikan dalam  aktivitas kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, seseorang yang menggunakan Ubiquitous Computing melibatkan banyak sistem  komputasi berikut device  (peralatan/mesin)-nya,  namun  secara  tidak sadar  dia menggunakan peralatan tersebut dikarenakan sudah  sangat  membaur dengan  lingkungannya.  Model seperti  ini adalah  pengembangan dari  paradigma desktop computing.
Inti  dari  model  Ubiquitous Computing  (yang  juga  sering  disebut   Perva- sive Computing) melakukan pembagian  resource  (sumber  daya)  yang  ringan, tidak  mahal,  dalam  jaringan  pemrosesan  handal  secara  bersama-sama dan terdistribusi ke dalam  semua  aspek  kehidupan sehari-hari.   Sebagai  contoh,  sebuah lingkungan  Ubiquitous Computing yang menghubungkan kontrol penerangan  (lampu) dan  pemanas  ruangan dengan  alat  yang  dipasang  pada  pakaian kita  sehingga  kondisi  penerangan dan  suhu  ruangan dapat dimodulasi  secara terus-menerus dan tak  kentara.Sistem tersebut seharusnya hilang dari pandangan  dan  diluar  alam  sadar  kita.
Ubiquitous  Computing memberikan tantangan kepada  cabang  ilmu komputer dalam pendesainan dan  pemodelan  sistem,  dan  dalam  hal  user  interface.  Model interaksi  manusia-komputer yang  sudah jadul seperti command-line  (text-based), menu-driven, atau  yang berbasis  GUI tidak  cocok dan  tidak mencukupi  untuk masalah  Ubiquitous Computing. Interaksi alami yang dibutuhkan harus  segera dimunculkan, meskipun  banyak  model yang  sudah  mendekati interaksi  seperti itu seperti  contohnya telepon  selular, digital audio player,  GPS, dan interactive whiteboard.
Oleh karena itu, Weiser mengusulkan tiga bentuk dasar untuk perangkat sistem ubicomp, sejenis smartphone : tab, pad dan board.
o      Tab      : dapat dipakai pada perangkat berukuran sentimeter
o      Pad      : perangkat genggam yang berukuran desimeter
o      Board  : perangkat layar interaktif berukuran meter.
Ketiga bentuk yang diusulkan oleh Weiser tersebut mempunyai karakter berukuran makro, memiliki bentuk planar dan menggabungkan tampilan keluaran visual. Dari ketiga karakteristik tersebut dapat diperluas jangkauannya ke berbagai bentuk yang jauh lebih beragam dan berpotensi lebih berguna untuk ubicomp devices. Oleh karena itu Poslad, Stefan (2009) mengusulkan tiga bentuk tambahan, antara lain:
1.      Dust           :
Perangkat miniatur yang dapat menampilkan visual tanpa display, misalnya, Micro Sistem Electro-Mechanical (MEMS), ukurannya dari nanometer hingga mikrometer.
2.      Skin            :
Berbasiskan lapisan yang memancarkan cahaya dan polimer konduktif, perangkat komputer organik, dapat dibentuk menjadi permukaan layar non-planar dan produk-produk yang lebih fleksibel seperti pakaian dan tirai.
3.      Clay            :
MEMS lunak yang dapat dibentuk menjadi bentuk yang berubah-ubah dalam tiga dimensi sebagai artefak yang menyerupai berbagai macam objek fisik.
Tujuan
Tujuan dari Ubiquitos atau pervasive  computing  adalah  membawa  komputasi dalam  dunia  nyata dan memungkinkan manusia  berinteraksi dengannya dengan cara yang lebih alami  seperti  berbicara, bergerak,  menunjuk dan  menyentuh. 
Dengan  kata lain, pervasive  komputing membuat komputasi menjadi  bagian  dari  kehidupan sehari-hari.  Pervasive  computing dapat meningkatkan penggunaan komputer dengan  membuatnya tersedia  (available) melalui lingkungan  fisik namun  membuatnya tidak terlihat oleh user. 
Selain itu, pervasive computing  memungkinkan teknologi  menjadi  transparan.  Transparansi dapat terjadi  disebabkan karena lingkungan  dari  pervasive  computing  merupakan kumpulan dari  benda-benda yang mudah  dipakai,  mudah  diselipkan dan mudah  di bawa ke mana-mana, juga terkoneksi  secara wireless (tanpa kabel)
 

You Might Also Like

0 komentar

Pengikut

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Subscribe