Metode Ilmiah
15.08
Apa itu metode ilmiah ?
Metode ilmiah atau proses ilmiah
(bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan
pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena
alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan
melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis
tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Apa saja karakter dari
metode-metode ilmiah?
Supaya suatu metode yang digunakan
dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria
sebagai berikut:
1. Berdasarkan
Fakta
Keterangan-keterangan
yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yangakan dikumpulkan dan yang
dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian
didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
2. Bebas
dari Prasangka
Metode ilmiah
harus mempunyai sifat bebas prasangka,
bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah
dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif. Apabila
hasil dari suatu penelitian, misalnya, menunjukan bahwa ada ketidaksesuaian
dengan hipotesis, maka kesimpulan yang diambil haruslah merujuk kepada hasil
tersebut, meskipun katakanlah, hal tersebut tidak disukai oleh pihak pemberi
dana.
3. Menggunakan
Prinsip Analisa
Dalam memahami
serta memberi artiterhadap fenomena yang kompleks,harus digunakan prinsip
analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan
menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana
adanya atau hanya dibua tdeskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari
sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.
4. Menggunakan
Hipotesa Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir
dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta
memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang
ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan
yang khas dalammenuntun jalan pikiran peneliti.
5. Menggunakan
Ukuran Obyektif Seorang peneliti harus selalu bersikap objektif dalam mencari
kebenaran. Semua data dan fakta yang tersaji harus disajikan dan dianalisis
secara objektif. Pertimbangan dan penarikan kesimpulan harus menggunakan
pikiran yang jernih dan tidak berdasarkan perasaan.
6. Menggunakan
Teknik Kuantifikasi
Dalam
memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk
artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton,
mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan. Jauhi
ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang
rokok, dan sebagai¬nya.Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan
ukuran nominal, ranking dan rating.
Selain yang telah disebutkan
sebelumnya, ada pula karakteristik metode ilmiah yang lain, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Sistematik.
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai
pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis.
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta
empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah
bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bias dengan
prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari
berbagai kasus individual (khusus), atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir
untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat
umum.
3. Empirik.
Artinya suatu penelitian yang didasarkan pada pengalaman sehari-hari, yang
ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil
penelitian. Landasan empirik ada tiga yaitu :
a). Hal-hal
empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau
perbandingan satu sama lain).
b). Hal-hal
empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
c). Hal-hal
empirik tidak bisa secara kebetulan,melainkan ada penyebabnya.
4. Replikatif.
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus di uji kembali oleh
peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan
metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan
definisi operasional variable menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
Bagaimana langkah-langkah
melakukan metode ilmiah ?
Langkah-Langkah Metode Ilmiah dilakukan
secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus
dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan
dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun pelaksanaan metode ilmiah
adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan
masalah.
2. Merumuskan
hipotesis.
3. Mengumpulkan
data.
4. Menguji
hipotesis.
5. Merumuskan
kesimpulan.
Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode
ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini
kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat
tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian
menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin
memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya
sendiri belum dirumuskan?
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban
sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan
data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah,
perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu
mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat
melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh
karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk
mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir
ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan
tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah.
Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan
metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah
dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah,
sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah
hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.
Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa
hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan.
Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis.
Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau
menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena
itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu
menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang
tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu
penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan
ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam
berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan.
Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan
sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif
secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang
tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting.
Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang
dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan
masalah yang diajukannya.
Sedaangkan langkah-langkah pada
metode ilmiah itu sendiri adalah sebagai berikut
1. Memilih
dan mendefinisikan masalah
2. Survey
terhadap data yang tersedia
3. Memformulasikan
hipotesa
4. Membangun
kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji hipotesa
5. Mengumpulkan
data primer
6. Mengolah,
menganalisa serta membuat interpretasi
7. Membuat
generalisasi dan kesimpulan
8. Membuat
laporan
Sumber
0 komentar