Konflik dan Proses Pengambilan Keputusan

22.40

Selamat malam bloggie…
Happy New Year..Selamat Tahun Baru 2013..Tak terasa waktu telah dengan cepat berlalu. Menghantarkan kita pada tahun yang baru…yang semoga saja menjadi tahun kita yang indah dengan coretan-coretan hikmah dalam setiap peristiwa.
Kali ini aku akan membahas mengenai konflik didalam organisasi dan proses pengambilan keputusan.
Jenis-Jenis Konflik
Secara umum, konflik dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Konflik destruktif/disfungsional
Konflik destruktif dapat menimbulkan kerugian bagi individu atau organisasi yang terlibat.

2.      Konflik konstruktif/fungsional
Konflik konstruktif dapat memberikan keuntungan bagi individu atau organisasi yang terlibat.

Sedangkan  Dalam kehidupan organisasi, ada lima jenis konflik, yaitu:
1.      Konflik dalam diri individu
Terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang sesuatu hal yang diharapkan.

2.      Konflik antar individu
Dalam satu organisasi yang sama, hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian.

3.      Konflik antar individu dan kelompok
Hal ini berkaitan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan
oleh kelompok kerja mereka.

4.      Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama
Hal ini disebabkan adanya pertentangan kepentingan antar kelompok.

5.      Konflik antar organisasi
Timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem ekonomi suatu Negara.

Sebab-Sebab Terjadinya Konflik
Faktor- faktor penyebab konflik beraneka ragam, yaitu:
1. Komunikasi: pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti atau informasi yang mendua dan tidak lengkap serta gaya individu manajer yang tidak konsisten.
2. Struktur: Pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan- kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas, atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok- kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka.
3. Pribadi: ketidaksesuaian tujuan atau nilai- nilai social pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka dan perbedaan dalam nilai- nilai atau persepsi.
4. Kelangkaan sumber daya dan dana yang langka. Hal ini karena suatu individu atau organisasi yang memiliki sumber daya dan dana yang terbatas.
5. Saling ketergantungan pekerjaan.
6. Ketergantungan pekerjaan satu arah. Berbeda dengan sebelumnya, ketergantungan pekerjaan satu arah berarti bahwa keseimbangan kekuasaan telah bergeser, konflik pasti lebih tinggi karena unit yang dominan mempunyai dorongan yang sedikit saja untuk bekerja sama dengan unit yang berada di bawahnya.
7. Ketidakjelasan tanggung jawab atau yurisdiksi. Dalam hal tertentu, pada dasarnya orang memang tidak ingin bertanggung jawab, terlebih mengenai hal- hal yang berakibat tidak atau kurang menguntungkan. Apabila hal ini menyangkut beberapa pihak dan masing- masing tidak mau bertanggung jawab maka kejadian seperti ini dapat menimbulkan konflik.
8. Ketidakterbukaan terhadap satu sama lain
9. Ketidaksalingpercaya antara satu orang dengan orang lain dalam organisasi.
10. Ketidakjelasan pola pengambilan keputusan, pola pendelegasian wewenang, mekanisme kerja dan pembagian tugas.
11. Kelompok pimpinan tidak responsitif terhadap kebutuhan dan aspirasi para bawahannya.
12. Adanya asumsi bahwa dalam organisasi terdapat berbagai kepentingan yang diperkirakan tidak dapat atau sulit diserasikan.
13. Perbedaan tujuan dan kepentingan
      Apabila dalam satu tim terdapat perbedaan tujuan dan kepentingan diantara anggota tim maka konflik akan mudah terjadi dalam tim tersebut.
14. Perbedaan pemahaman
Hal ini terjadi apabila penjelasan yang diterima atau fakta yang dikumpulkan kurang lengkap atau kurang akurat, bisa juga karena pemahaman yang setengah-setengah dan tidak tuntas.

15. Perbedaan cara pandang
Setiap orang memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut seringkali memicu timbulnya persaingan dan pertentangan sosial.

16. Perbedaan latar belakang budaya
Masing-masing kelompok kebudayaan memiliki nilai dan norma yang berbeda-beda ukurannya sesuai kebutuhan masyarakat setempat. Perbedaan inilah yang dapat mendatangkan konflik, karena criteria tentang baik buruk, sopan tidak sopan, pantas tidak pantas atau berguna atau tidak bergunanya sesuatu, baik itu fisik atau nonfisik, berbeda-beda menurut pola pemikiran masing-masing yang didasarkan pada latar belakang kebudayaan masing-masing individu atau kelompok.

17.  Perubahan-perubahan nilai yang cepat
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak akan menyebabkan konflik social. Misalnya industrialisasi yang mendadak di pedesaan akan memunculkan konflik social sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri.

Contoh Konflik yang terjadi di dalam organisasi.
Salah satu contoh kasus yang terjadi di dalam suatu organisasi adalah kasus dualisme organisasi pengelola sepak bola di Indonesia. Yang mana terjadi antara KPSI dan PSSI. Konflik ini awalnya bersumber dari pribadi pemimpin PSSI sendiri yang melakukan banyak kesalahan seperti korupsi atas dana-dana yang seharusnya dialokasikan untukpersepak bolaan Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu, konflik tersebut semakin meluas dan terjadilah dualisme kepemimpinan seperti sekarang ini.
Konflik yang terjadi di dalam suatu organisasi itu merupakan hal yang wajar. Khusunya terhadap organisasi yang ingin bergerak maju. Suatu organisasi yang jarang mempunyai konflik internal, bahkan tidak mempunyai konflik, cenderung menjadi suatu organisasi yang kurang hidup dan apatis. Namun suatu konflik juga bisa menjadi suatu bencana bagi organisasi apabila konflik yang terjadi terlalu sering atau besar dan kurangnya kesadaran dari para petinggi organisasi untuk segera menangani konflik tersebut.
Proses Pengambilan Keputusan
Secara singkat Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara berbagai tersedianya alternatif. Proses  mempengaruhi dan pengambilan keputusan adalah proses-proses manejerial karena secara nyata dilaksanakan oleh para manajer. Proses-proses ini juga merupakan proses-proses organisasional karena lebih penting daripada manajer individual dalam pengaruhnya pada pencapaian tujuan–tujuan organisasi. Ketiga proses organisasi dan manejemen ini merupakan bagian vital sistem organisasi formal dan mempunyai implikasi-implikasi sangat penting terhadap perilaku organisasional.
Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:
  • Kegiatan Intelijen
Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.
  • Kegiatan Desain
Tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan.
  • Kegiatan Pemilihan
Pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia.

Konsep konsep pengambilan keputusan menurut ELBING:
·  Identifikasi dan diagnosis masalah
• Pengumpulan dan analisis data yang relevan
• Pengembangan & evaluasi alternantif
• Pemilihan alternatif terbaik
• Implementasi keputusan & evaluasi terhadap hasil –hasil

Sedangkan menurut Scott dan Mitchell, Proses pengambilan keputusan meliputi:
  • Proses pencarian/penemuan tujuan
  • Formulasi tujuan
  • Pemilihan Alternatif
  • Mengevaluasi hasil-hasil

Tipe –Tipe Keputusan Manajemen :
•Keputusan-keputusan perseorangan dan strategi
•Kepusan-keputusan pribadi & strategi
•Keputusan-keputusan dasar & rutin
Model-model Pengambilan Keputusan :
•Relationalitas Keputusan
•Model-model perilaku pengambilan keputusan
Teknik Pengambilan Keputusan :
• Teknik -teknik Kreatif: Brainstorming & Synectics
•Teknik -teknik Partisipatif
•Teknik -teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal
Dalam proses pengambilan keputusan ada beberapa metode yang sering di gunakan oleh para pemimpin, yaitu :
1.      Kewenangan Tanpa Diskusi (Authority Rule Without Discussion)
2.      Pendapat Ahli (expert opinion)
3.      Kewenangan Setelah Diskusi (authority rule after discussion)
4.      Kesepakatan (consensus)

Sumber :


You Might Also Like

0 komentar

Pengikut

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Subscribe