Peranan Dan Fungsi Bahasa Indonesia (Softskill tugas 1)
06.26
1.
Fungsi Bahasa Indonesia secara umum dan
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
Bahasa
merupakan salah satu alat untuk menunjukkan identitas diri atau alat untuk
mengekspresikan diri. Mengapa? Karena dengan bahasa kita dapat menunjukkan
sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara
kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik
sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri. Agar komunikasi yang dilakukan
berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai
bahasanya.
Dalam
Konteks ini, bahasa yang kita gunakan adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
memiliki beberapa fungsi-fungsi secara umum diantaranya adalah
a. Sebagai
bahasa Negara dan pemersatu bangsa
Bahasa Indonesia
memiliki kedudukan yang sangat penting di Negara karena merupakan salah satu
dari ikrar sumpah pemuda tahun 1928 yang berbunyi Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia. Bersumber dari hal tersebut, Bahasa Indonesia juga memiliki fungsi
sebagai pemersatu bangsa yakni berarti kedudukan yang dimiliki lebih tinggi
daripada bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia.
Indonesia memiliki
beragam budaya dan bahasa, untuk itu bahasa pemersatu diperlukan agar hubungan
komunikasi antar satu dengan yang lain tidak terhambat.
Sebagai contoh, misalnya
seorang pejabat daerah Manado mendapat tugas dinas di Jakarta aan tetapi dia
tidak bisa mengunakan bahasa Indonesia dan dia hanya menguasai bahasa daerah
manado. Tentu ketika dia telah tiba di Jakarta, tidak semua orang Jakarta dapat
mengerti apa yang dia bicarakan karena di Jakarta berbagai suku dan budaya ada.
Pejabat tersebut harus menggunakan bahasa Indonesia agar hubungan komunikasi
dalam perjalan dinasnya tidak mengalami hambatan.
b. Sebagai
Alat komunikasi
Seperti yang telah
dijelaskan dalam point pertama tadi. Bahasa Indonesia tidak akan luput daripada
fungsi komunikasi. Karena komunikasi adalah hal yang paling utama diperlukan
saat menjalin hubungan dengan orang lain.
Contohnya adalah kita
berbicara bahasa Indonesia kepada guru atau dosen kita. Bahasa Indonesia dapat
menjadi alat yang membantu kita menyampaikan ide, gagasan, dan pemikiran kita.
c. Sebagai
penunjuk identitas diri
Berkaitan dengan point
kedua, Bahasa Indonesia merupakan alat menyampaikan gagasan dan pemikiran kita
kepada orang lain sehingga dalam hal ini dapat dikatakan bahwa bahasa juga
sebagai penunjuk identitas diri. Dari cara berpikir kita, tata bahasa yang kita
gunakan serta idea pa saja yang telah kita tuangkan menggunakan bahasa
Indonesia dapat menggambarkan identitas diri kita.
Seperti contoh yang
baru-baru ini marak beredar adalah bahasa ala Vicky prasetyo. Vicky menggunakan
istilah-istilah bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris yang tidak lazim
digunakan sehingga menimbulkan keanehan seperti istilah konspirasi
kemakmuran,labil ekonomi dsb. Akan tetapi, di sisi lain kita jadi mengetahui
bagaimana sosok Vicky sebenarnya. Seperti apa cara berpikirnya dan bagaimana tata
bahasanya.
d. Sebagai
alat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
Dalam dunia pendidikan
di Indonesia, Bahasa Indonesia menjadi salah satu materi yang wajib diajarkan
mulai dari tingkat paling rendah hingga tingkat perguruan tinggi. Hal itu
terjadi karena Bahasa Indonesia merupakan alat untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Diluar sana, banyak
buku-buku yang menjadi sumber pengetahuan menggunakan bahasa Indonesia. Di sisi
lain, sebagai syarat kelulusan mahasiswa perguruan tinggi juga harus
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar untuk membuat suatu
perkembangan ilmu pengetahuan dengan sebuah ide yang menggunakan bahasa
Indonesia kemudian dipaparkan dalam bentuk tulisan ilmiah.
2.
Cara Melestarikan Bahasa Indonesia
sebagai alat pemersatu bangsa
Sebagai
salah satu dari pemuda Indonesia, saya melestarikan Bahasa Indonesia dengan
cara bersikap bahasa. Bersikap bahasa menurut saya adalah menggunakan bahasa
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Dimulai dari diri sendiri terlebih
dahulu untuk rajin mengungkapkan pemikiran saya dengan bahasa Indonesia dan dengan
sering membaca karena membaca merupakan salah satu pintu terbukanya wawasan
sehingga kemampuan bahasa akan bertambah. Bahasa Indonesia dapat lestari karena
setelah membaca kumpulan ide dengan bahasa Indonesia kemudian kita salurkan ide
kita sendiri dengan tulisan dalam bahasa Indonesia juga bila hal ini terjadi
terus menerus dan berkesinambungan. Selain itu, cara lain adalah dengan
mengurangi pengunaan bahasa gaul yang kebarat-baratan sehingga bahasa Indonesia
tidak tergeser nilai keberadaannya.
3.
Peranan Bahasa Indonesia dalam konteks
ilmiah
Dalam
tulisan ilmiah, bahasa sering diartikan sebagai tulisan yang mengungkapkan buah
pikiran sebagai hasil dari pengamatan, tinjauan, penelitian yang seksama dalam
bidang ilmu pengetahuan tertentu, menurut metode tertentu, dengan sistematika
penulisan tertentu, serta isi, fakta, dan kebenarannya dapat dibuktikan dan
dapat dipertanggungjawabkan. Bentuk-bentuk karangan ilmiah identik dengan jenis
karangan ilmiah, yaitu makalah, laporan praktik kerja, kertas kerja, skripsi,
tesis, dan disertasi.
Dalam penulisan ilmiah, bahasa merupakan hal yang terpenting.
Untuk itu kita harus sebaik mungkin menggunakannya. Antara lain :
·
Dalam
hal penggunaan ejaan. Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah
tulismenulis yang distandarisasikan; yang meliputi pemakaian huruf, penulisan
huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
·
Dalam
hal penulisan kata. Baik kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, kata ganti,
kata depan, kata sandang, maupun gabungan kata.
·
Dalam
penggunaan partikel lah, kah, tah, pun. Partikel lah, kah, tah ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Pergilah sekarang! Sedangkan
partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh: Jika engkau
pergi, aku pun akan pergi. Kata-kata yang sudah dianggap padu ditulis
serangkai, seperti andaipun, ataupun, bagaimanapun, kalaupun, walaupun,
meskipun, sekalipun.
·
Dalam
hal pemakaian Ragam Bahasa. Berdasarkan pemakaiannya, bahasa memiliki
bermacam-macam ragam sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta lingkungannya.
Ragam bahasa pada pokoknya terdiri atas ragam lisan dan ragam tulis. Ragam
lisan terdiri atas ragam lisan baku dan ragam lisan takbaku; ragam tulis
terdiri atas ragam tulis baku dan ragam tulis takbaku.
·
Dalam
penulisan Singkatan dan Akronim.Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan
jabatan atau pangkat diikuti tanda titik. Contoh: Muh. Yamin, S.H. (Sarjana
Hukum ). Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda
titik. Contoh: dll. hlm. sda. Yth. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta dokumen resmi yang terdiri atas
huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda
titik. Contoh: DPR GBHN KTP PT. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf
awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Contoh: ABRI LAN
IKIP SIM. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf
dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh:
Akabri Bappenas Iwapi Kowani.
·
Dalam
penulisan Angka dan Lambang Bilangan. Penulisan kata bilangan tingkat dapat
dilakukan dengan cara berikut. Contoh: Abad XX dikenal sebagai abad teknologi.
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang dipakai berturut-turut. Contoh: Ada sekitar lima puluh calon mahasiswa yang tidak diterima diperguruan tinggi itu.
kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang dipakai berturut-turut. Contoh: Ada sekitar lima puluh calon mahasiswa yang tidak diterima diperguruan tinggi itu.
·
Dalam
pemakaian tanda baca. Pemakaian tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik
dua (:), tanda titik koma (,), tanda hubung, (-) tanda pisah (_), tanda petik
("), tanda garis miring, (/) dan tanda penyingkat atau aprostop (').
·
Dalam
pemakaian imbuhan, awalan, dan akhiran.
Dalam
penulisan ilmiah, selain harus memperhatikan faktor kebahasaan, kita pun harus
mempertimbangkan berbagai faktor di luar kebahasaan. Faktor tersebut sangat
berpengaruh pada penggunaan kata karena kata merupakan tempat menampung ide.
Dalam kaitan ini, kita harus memperhatikan ketepatan kata yang mengandung
gagasan atau ide yang kita sampaikan, kemudian kesesuaian kata dengan situasi
bicara dan kondisi pendengar atau pembaca.
Referensi:
1 komentar
mantap gan terima kasih atas sharing dan ilmu nyaa...ijin berbgi ilmu yaa...di sinii
BalasHapus